Anatomi Fisiologi Sistem Integumen (Kulit)
A.
Pengertian
Sistem Integumen
Sistem
integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi,
dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali
merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup Kulit, rambut, bulu, kuku,
kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir).
Kata ini berasal daribahasa latin "integumentum", yang berarti "penutup".
Sistem Integumen pada manusia terdiri
dari kulit, kuku, rambut, kelenjar keringat, kelenjar minyak dan kelenjar susu.
Sistem integumen mampu memperbaiki sendiri
apbila terjadi kerusakan yang tidak terlalu parah (self-repairing) & mekanisme pertahanan tubuh pertama
(pembatas antara lingkungan luar tubuh dengan dalam tubuh).
B.
Anatomi
dan Fisiologi Sistem Integumen
a.
Anatomi
Sistem Integumen
Lapisan Kulit dan Bagian-bagian
Pelengkapnya
Kulit terbagi menjadi 3 lapisan:
1. Epidermis
Epidermis merupakan bagian
kulit paling luar. Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh,
yang paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak tangan dan
telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada
kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit. Epidermis
melekat erat pada dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat
makanan dan cairan antar sel dari plasma yang merembes melalui dinding-dinding
kapiler dermis ke dalam epidermis.
Pada epidermis dibedakan
atas lima lapisan kulit, yaitu :
a. Lapisan
tanduk (stratum corneum)
Merupakan lapisan
epidermis yang paling atas, dan menutupi semua lapisan epidermis lebih ke
dalam. Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki
inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit
mengandung air.
Pada telapak tangan dan
telapak kaki jumlah baris keratinosit jauh lebih banyak,
karena di bagian ini lapisan tanduk jauh lebih tebal.
Lapisan tanduk ini
sebagian besar terdiri atas keratin yaitu sejenis protein yang tidak larut
dalam air dan sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia. Lapisan ini dikenal
dengan lapisan horny, terdiri dari milyaran sel pipih yang mudah
terlepas dan digantikan oleh sel yang baru setiap 4 minggu, karena usia setiap
sel biasanya hanya 28 hari. Pada saat terlepas, kondisi kulit akan terasa
sedikit kasar sampai muncul lapisan baru.
Proses pembaruan lapisan
tanduk, terus berlangsung sepanjang hidup, menjadikan kulit ari memiliki self
repairing capacity atau kemampuan memperbaiki diri. Bertambahnya usia
dapat menyebabkan proses keratinisasi berjalan lebih lambat. Ketika usia
mencapai sekitar 60 tahunan, proses keratinisasi, membutuhkan waktu sekitar 45
- 50 hari, akibatnya lapisan tanduk yang sudah menjadi lebih kasar, lebih
kering, lebih tebal, timbul bercak-bercak putih karena melanosit lambat
bekerja dan penyebaran melanin tidak lagi merata serta tidak
lagi cepat digantikan oleh lapisan tanduk baru. Daya elastisitas kulit pada
lapisan ini sangat kecil, dan lapisan ini sangat efektif untuk mencegah
terjadinya penguapan air dari lapis lapis kulit lebih dalam sehingga mampu
memelihara tonus dan turgor kulit, tetapi lapisan tanduk memiliki daya serap
air yang cukup besar.
b. Lapisan
bening (stratum lucidum)
Disebut juga lapisan
barrier, terletak tepat di bawah lapisan tanduk, dan dianggap sebagai
penyambung lapisan tanduk dengan lapisan berbutir. Lapisan bening terdiri dari
protoplasma sel-sel jernih yang kecil-kecil, tipis dan bersifat translusen
sehingga dapat dilewati sinar (tembus cahaya). Lapisan ini sangat tampak jelas
pada telapak tangan dan telapak kaki. Proses keratinisasi bermula dari lapisan
bening.
c. Lapisan
berbutir (stratum granulosum)
Tersusun oleh sel-sel
keratinosit berbentuk kumparan yang mengandung butir-butir di dalam
protoplasmanya, berbutir kasar dan berinti mengkerut. Lapisan ini tampak paling
jelas pada kulit telapak tangan dan telapak kaki.
d. Lapisan
bertaju (stratum spinosum)
Disebut juga lapisan malphigi, terdiri
atas sel-sel yang saling berhubungan dengan perantaraan jembatan-jembatan
protoplasma berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan saling berlepasan, maka
seakan-akan selnya bertaju. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang
terdiri atas serabut protein. Sel-sel pada lapisan taju normal, tersusun menjadi
beberapa baris.
Bentuk sel berkisar antara
bulat ke bersudut banyak (polygonal), dan makin ke arah permukaan kulit
makin besar ukurannya. Diantara sel-sel taju terdapat celah antar sel halus
yang berguna untuk peredaran cairan jaringan ekstraseluler dan pengantaran
butir-butir melanin. Sel-sel di bagian lapis taju yang lebih dalam, banyak yang
berada dalam salah satu tahap mitosis. Kesatuan-kesatuan lapisan taju mempunyai
susunan kimiawi yang khas; inti-inti sel dalam bagian basal lapis taju mengandung
kolesterol dan asam amino.
e. Lapisan
benih (stratum germinativum atau stratum basale)
Merupakan lapisan terbawah
epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak (silinder) dengan kedudukan tegak
lurus terhadap permukaan dermis. Alas sel-sel torak ini bergerigi dan bersatu
dengan lamina basalis di bawahnya. Lamina basalis yaitu struktur halus yang
membatasi epidermis dengan dermis. Pengaruh lamina basalis cukup besar terhadap
pengaturan metabolisme demo-epidermal dan fungsi-fungsi vital kulit. Di dalam
lapisan ini sel-sel epidermisbertambah banyak melalui mitosis dan sel-sel tadi
bergeser ke lapisan-lapisan lebih atas, akhirnya menjadi sel tanduk. Di dalam
lapisan benih terdapat pula sel-sel bening (clear cells, melanoblas atau melanosit)
pembuat pigmen melanin kulit.
Tipe-Tipe
Sel Epidermis
1. Keratinocytes
Subtansi
terbanyak dari sel-sel epidermis, karena keratinocytes selalu mengelupas pada
permukaaan epidermis, maka harus selalu digunakan. Pergantian dilakukan oleh
aktivitas mitosis dari lapisan basal (di malam hari). Selama perjalanannya ke
luar (menuju permukaan. Keratinocyes berdeferensiasi menjadi keratin filamen
dalam sitoplasma. Proses dari basal sampai korneum selama 20-30 hari. Karena proses cytomorhose dari keratinocytes yang bergerak dari basal ke
korneum, lima lapisan dapat diidentifikasi. Yaitu basal, spimosum, granulosum,
losidum dan kornium.
2. Melanocytes
Didapat dari ujung saraf, memproduksi pigment melanin yang memberikan warna
coklat pada kulit. Bentuknya silindris, bulat dan panjang. Mengandung
tirosinase yang dihasilkan oleh REG, kemudian tirosinase tersebut diolah oleh
Aparatus Golgi menjadi oval granules (melanosomes). Ketika asam amino tirosin
berpindah ke dalam melanosomes, melanosomes berubah menjadi melanin. Enzim
tirosinase yang diaktifkan oleh sinar ultra violet.. Kemudian melanin
meninggalkan badan melanicytes dan menuju ke sitoplasma dari sel-sel dalam
lapisan stratum spinosum. Dan pada akhirnya pigmen melanin didegradasi oleh
keratinocytes.
3. Merkel Cells
Banyak terdapat pada daerah kulit yang sedikit rambut (fingertips, oral
mucosa, daerah dasar folikel rambut). Menyebar di lapisan stratum basal yang
banyak mengandung keratinocytes.
4. Langerhans Cells
Disebut
juga dendritic cells karena sering bekerja di daerah lapisan stratum spinosum.
Merupakan sel yang mengandung antibodi. Banyaknya 2% – 4 % dari keseluruhan sel
epidermis. Selain itu, juga banyak terdapat di bagian dermis pada lubang mulut,
esophagus, dan vagina. Fungsi dari langerhans cells adalah untuk responisasi
terhadap imun karena mempunyai antibodi.
2. DERMIS
( Korium)
Kulit jangat atau dermis menjadi
tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat,
kelenjar-kelenjar palit (Sebacea) atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah
dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili).
Sel-sel umbi rambut yang berada di
dasar kandung rambut, terus-menerus membelah dalam membentuk batang rambut.
Kelenjar palit yang menempel di saluran kandung rambut, menghasilkan minyak
yang mencapai permukaan kulit melalui muara kandung rambut. Kulit jangat sering
disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit jangat membentuk ketebalan kulit.
Ketebalan rata-rata kulit jangat diperkirakan antara 1 - 2 mm dan yang paling
tipis terdapat di kelopak mata serta yang paling tebal terdapat di telapak
tangan dan telapak kaki. Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh serat-serat, matriks
interfibrilar yang menyerupai selai dan sel-sel.
Keberadaan ujung-ujung saraf perasa
dalam kulit jangat, memungkinkan membedakan berbagai rangsangan dari luar.
Masing-masing saraf perasa memiliki fungsi tertentu, seperti saraf dengan
fungsi mendeteksi rasa sakit, sentuhan, tekanan, panas, dan dingin. Saraf
perasa juga memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-hal yang dapat merugikan
diri kita. Jika kita mendadak menjadi sangat takut atau sangat tegang, otot
penegak rambut yang menempel di kandung rambut, akan mengerut dan menjadikan
bulu roma atau bulu kuduk berdiri. Kelenjar palit yan menempel di kandung
rambut memproduksi minyak untuk melumasi permukaan kulit dan batang rambut.
Sekresi minyaknya dikeluarkan melalui muara kandung rambut. Kelenjar keringat
menghasilkan cairan keringat yang dikeluarkan ke permukaan kulit melalui
pori-pori kulit.
Pada dasarnya dermis terdiri atas
sekumpulan serat-serat elastis yang dapat membuat kulit berkerut akan kembali
ke bentuk semula dan serat protein ini yang disebut kolagen. Serat-serat
kolagen ini disebut juga jaringan penunjang, karena fungsinya dalam membentuk
jaringan-jaringan kulit yang menjaga kekeringan dan kelenturan kulit.
Berkurangnya protein akan menyebabkan
kulit menjadi kurang elastis dan mudah mengendur hingga timbul kerutan. Faktor
lain yang menyebabkan kulit berkerut yaitu faktor usia atau kekurangan gizi.
Perlu diperhatikan bahwa luka yang terjadi di kulit jangat dapat menimbulkan
cacat permanen, hal ini disebabkan kulit jangat tidak memiliki kemampuan
memperbaiki diri sendiri seperti yang dimiliki kulit ari.
Di dalam lapisan kulit jangat terdapat
dua macam kelenjar yaitu :
a. Kelenjar keringat (Sudorifera)
Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian
yang melingkar) dan duet yaitu saluran semacam pipa yang
bermuara pada permukaan kulit membentuk pori-pori keringat. Semua bagian tubuh
dilengkapi dengan kelenjar keringat dan lebih banyak terdapat dipermukaan
telapak tangan, telapak kaki, kening dan di bawah ketiak. Kelenjar keringat
mengatur suhu badan dan membantu membuang sisa-sisa pencernaan dari tubuh.
Kegiatannya terutama dirangsang oleh panas, latihan jasmani, emosi dan
obat-obat tertentu.
Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu
:
1) Kelenjar
keringat ekrin
Kelenjar keringat ini mensekresi
cairan jernih, yaitu keringat yang mengandung 95-97 persen air dan mengandung
beberapa mineral, seperti garam, sodium klorida, granula minyak, glusida dan
sampingan dari metabolism seluler. Kelenjar keringat ini terdapat di seluruh
kulit, mulai dari telapak tangan dan telapak kaki sampai ke kulit kepala.
Jumlahnya di seluruh badan sekitar dua juta dan menghasilkan 14 liter keringat
dalam waktu 24 jam pada orang dewasa.
Bentuk kelenjar keringat ekrin langsing,
bergulung-gulung dan salurannya bermuara langsung pada permukaan kulit yang
tidak ada rambutnya.
2) Kelenjar keringat
apokrin
Hanya terdapat di daerah ketiak,
puting susu, pusar, daerah kelamin dan daerah sekitar dubur (anogenital)
menghasilkan cairan yang agak kental, berwarna keputih-putihan serta
berbau khas pada setiap orang. Sel kelenjar ini mudah rusak dan sifatnya alkali
sehingga dapat menimbulkan bau. Muaranya berdekatan dengan muara kelenjar
sebasea pada saluran folikel rambut. Kelenjar keringat apokrin
jumlahnya tidak terlalu banyak dan hanya sedikit cairan yang disekresikan dari
kelenjar ini. Kelenjar apokrin mulai aktif setelah usia akil baligh dan
aktivitas kelenjar ini dipengaruhi oleh hormon.
b. Kelenjar palit (Sebacea)
Kelenjar palit terletak pada bagian
atas kulit jangat berdekatan dengan kandung rambut terdiri dari
gelembung-gelembung kecil yang bermuara ke dalam kandung rambut (folikel). Folikel rambut
mengeluarkan lemak yang meminyaki kulit dan menjaga kelunakan rambut. Kelenjar
palit membentuk sebum atau urap kulit. Terkecuali pada telapak tangan dan
telapak kaki, kelenjar palit terdapat di semua bagian tubuh terutama pada
bagian muka.
Pada umumnya, satu batang rambut hanya
mempunyai satu kelenjar palit atau kelenjar sebasea yang
bermuara pada saluran folikel rambut. Pada kulit kepala,
kelenjarpalit atau kelenjar sebasea menghasilkan minyak untuk
melumasi rambut dan kulit kepala. Pada kebotakan orang dewasa, ditemukan bahwa
kelenjar palit atau kelenjar sebaseamembesar sedangkan folikel rambut
mengecil. Pada kulit badan termasuk pada bagian wajah, jika produksi minyak
dari kelenjar palit atau kelenjar sebasea berlebihan, maka
kulit akan lebih berminyak sehingga memudahkan timbulnya jerawat.
3 HIPODERMIS
/ SUBCUTIS.
Lapisan ini terutama mengandung
jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf yang berjalan sejajar
dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf
menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai
bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk
kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan.
Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak
bervariasi sepanjang kontur tubuh, paling tebal di daerah pantat dan paling
tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua, kinerja liposit dalam
jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya berisi
banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur serta makin
kehilangan kontur.
Derivat Kulit
1. Rambut
Rambut merupakan struktur
berkeratin panjang yang berasal dari invaginasi epitel epidermis. Rambut
ditemukan diseluruh tubuh kecuali pada telapak tangan, telapak kaki, bibir,
glans penis, klitoris dan labia minora. Pertumbuhan rambut pada daerah-daerah
tubuh seperti kulit kepala, muka, dan pubis sangat dipengaruhi tidak saja oleh
hormon kelamin-terutama androgen-tetapi juga oleh hormon adrenal dan hormon
tiroid. Setiap rambut berkembang dari sebuah invaginasi epidermal, yaitu
folikel rambut yang selama masa pertumbuhannya mempunyai pelebaran pada ujung
disebut bulbus rambut. Pada dasar bulbus rambut dapat dilihat papila dermis.
Papila dermis mengandung jalinan kapiler yang vital bagi kelangsungan hidup
folikel rambut.
Rambut terdapat di seluruh kulit kecuali telapak
tangan kaki dan bagian dorsal dari falang distal jari tangan, kaki, penis,
labia minora dan bibir.
Terdapat 2 jenis rambut :
a. Rambut terminal ( dapat panjang dan
pendek)
b. Rambut velus ( pendek, halus dan
lembut).
Fungsi rambut
1. Melindungi
kulit dari pengaruh buruk, seperti alis mata melindungi mata dari keringat agar
tidak mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae) untuk menyaring udara.
2. Pengatur
suhu
3. Pendorong
penguapan keringat
4. Indera
peraba yang sensitive.
Terdapat 2 fase :
1. Fase
pertumbuhan (Anagen)
Kecepatan pertumbuhan rambut
bervariasi rambut janggut tercepat diikuti kulit kepela. Berlangsung sampai
dengan usia 6 tahun. 90 % dari 100.000 folikel rambut kulit kepala normal
mengalami fase pertumbuhan pada satu saat.
2. Fase
Istirahat ( Telogen)
Berlangsung 4 bulan, rambut mengalami
kerontokan 50 –100 lembar rambut rontok dalam tiap harinya. Gerak merinding
jika terjadi trauma , stress, disebut Piloereksi. Warna rambut ditentukan oleh
jumlah melanin . Pertumbuhan rambut pada daerah tertentu dikontrol oleh hormon
seks( rambut wajah, janggut, kumis, dada, punggung, di kontrol oleh H.
Androgen. Kuantitas dan kualitas distribusi ranbut ditentukan oleh kondisis
Endokrin. Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan pada S.
Cushing(wanita).
2. Kuku
Kuku tersusun atas protein
yang mengeras disebut keratin. Fungsinya sebagai pelindung ujung jari tangan
dan jari kaki. Lempeng kuku (LK) berbentuk empat persegi panjang, keras,
cembung ke arah lateral dan dorsal, transparan, terletak di dorsalo paling
distal. LK terbentuk dari bahan tanduk yang tumbuh ke arah dorsal untuk waktu
yang tidak terbatas. Kecepatan tumbuh kuku jari tangan: lebih
kurang 0,1 mm/ hari, kuku jari kaki 1/3-1/2 kecepatan kuku jari tangan. Tebal kuku tangan bervariasi 0,5 mm- 0,75mm, dan pada kaki dapat mencapai
1,0 mm. LK terdiri dari tiga lapisan horizontal yang masing-masing adalah:
1. Lapisan dorsal tipis yang dibentuk oleh matriks bagian proksimal (1/3
bagian).
2. Lapisan intermediet yang dibentuk oleh matriks bagian distal (2/3 bagian).
3. Lapisan ventral yang dibentuk oleh lapisan tanduk dasar kuku dan hiponikium
yang mengandung keratin lunak.
Lunula atau bulan sabit terletak di proksimal LK. Lunula merupakan ujung
akhir matriks kuku. Warna putih lunula disebabkan epitel yang lebih tebal dari
epitel kasar kuku dan kurang melekatnya epitel dibawahnya sehingga transmisi
warna pembuluh drah kurang dipancarkan. Daerah di bawah LK disebut hiponikium.
Alur kuku dan lipat kuku merupakan batas dan pelindung kuku. Lipat kuku
proksimal merupakan perluasan epidermis, bersama kuku yang melindungi matriks
kuku. Produk
akhirnya adalah kutikel. Pada matriks kuku terdapat sel melanosit
Bagian-bagian
kuku :
1) Matriks kuku: merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru.
2) Dinding kuku (nail wall) : merupakan lipatan-lipatan kulit
yang menutupi bagian pinggir dan atas.
3) Dasar kuku (nail bed): merupakan bagian kulit yang
ditutupi kuku.
4) Alur kuku (nail groove) : merupakan celah antara dinding dan
dasar kuku.
5) Akar kuku (nail root): merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding kuku.
6) Lempeng kuku (nail plate) : merupakan bagian tengah kuku
yang dikelilingi dinding kuku.
7) Lunula : merupakan bagian lempeng kuku berwarna putih dekat akar kuku berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit.
8) Eponikium : merupakan dinding kuku bagian proksimal, kulit arinya menutupi
bagian permukaan lempeng kuku.
9) Hiponikium : merupakan dasar kuku, kulit ari di bawah kuku yang bebas (free
edge)menebal
b.
Fisiologi
Sistem Integumen
Fungsi Kulit
1.
Kulit memiliki banyak
fungsi diantaranya adalah :
a. Menutupi dan melindungi
organ – organ dibawahnya
b. Melindungi tubuh dari
masuknya mikroorganisme dan benda asing
c. Pengaturan suhu
d. Ekskresi : melalui
perspirasi atau berkeringat, membuang sejumlah kecil urea.
e. Sintesis : konversi
7-dehydrocholesterol menjadi vit D3 (Cholecalciferol) dengan bantuan sinar UV.
f. Tempat penimbun
lemak.
2.
Sensori persepsi :
mengandung reseptor terhadap panas, dingin, nyeri, sentuhan atau raba,
tekananFisika dasar hilangnya panas dari kulit
a. Radiasi (60%) :
kehilangan panas dalam bentuk infra merah (gelombang elektromagnetik)
b. Konduksi (3%) : melalui
konduksi langsung dari permukaan tubuh ke benda-benda lain. Sedangkan konduksi
ke udara (15%) terjadi jika suhu diudara lebih rendah dari suhu tubuh.
c. Konveksi : terjadi
jika udara yang telah panas bersentuhan dengan tubuh dari proses konduksi
menyebarkan panas ke udara lainnya yang masih dingin. Kecepatan ini makin
meningkat apabila ada angin.
d. Evaporasi : sebagai
mekanisme pendinginan yang penting pada suhu tubuh sangat tinggi.
3.
Proses Berkeringat
Panas merangsang
hipotalamus anaterior (area preoptik), impuls dipindahkan melalui jaras otonom
ke medula spinalis dan kemudian melalui saraf simpatis ke kulit ke seluruh
tubuh. Saraf simpatis merangsang kelenjar keringat untuk memproduksi keringat.
4.
Warna Pada Kulit dan
Fungsi Melanin
Kulit mendapatkan warna dari 3 faktor :
a. Adanya melanin
(pigmen gelap yang diproduksi melanosit) : Melanin berfungsi untuk melindungi
kulit dari sinar ultraviolet yang berlebih
b. Pigmen berwarna kuning
(karoten) : Dalam sel lemak dermis dan hipodermis
c. Warna darah : Dalam
pembuluh dermal dibawah lapisan epidermis
5.
Proses dan Tahapan
Penyembuhan luka
Fase-fase penyembuhan luka
· Fase
Inflamasi : terjadi sejak terjadi luka sampai kira-kira hari ke-5. Fase ini menyebabkan
pendarahan, dan menghentikannya dengan cara vasokonstriksi, retraksi atau
pengerutan pembuluh darah yang putus dan reaksi hemostatis terjadi karena
trombosit dan jala fibrin keluar sehingga menyebabkan pembekuan. reaksi
inflamasi yaitu sel mast menghasilkan serotenin dan histamin yang menyebabkan
eksudasi cairan dan peradangan itu menyebabkan membengkak, terjadi kemerahan,
rasa nyeri dan panas.
· Fase
Poliperasi : berasal dari sel mensenkrim yang belum deferensiasi menghasilkan
mukopolisakarida, asam amino glisin dan prolin yang merupakan bahan dasar
kolagen, serat yang akan mempertautkan tepi luka. Proses ini baru berhenti
setelah epitel saling menyentuh dan menutup seluruh permukaan luka.
· Fase
Peyudahan : odim dan sel radang di serap sel muda menjadi matang, kapiler baru
menutup dan diserap kembali, kolagen yang berlebih diserap sisanya mengerut
sesuai dengan regangan yang ada, selama proses ini dihasilkan jaringan parut
yang pucat, tipis dan lemas serta mudah di gerakkan dari dasar.
6.
Kelenjar-Kelenjar Pada
Kulit dan Fungsinya :
a. Kelenjar
Sudoriferus atau Kelenjar Keringat
1.
Eccrine atau Mesocrin : fungsinya mengatur suhu tubuh, mengeluarkan keringat
dengan proses fisiologis.
2.
Apokrin atau Odiferus : fungsinya menghasilkan keringat yang
mengandung lemak, mengeluarkan keringat dengan bau husus terdapat di ketiak, areola
mamae, labium mayora, anal dan genital.
b. Kelenjar Sebaseous
atau Kelenjar Minyak
sekret dari kelenjar
ini disebut sebum fungsinya melembabkan kulit, mencegah terjadinya absorpsi dan
penguapan dari kulit.
DAFTAR PUSTAKA
Label: anatomi fisiologi, anfis, kulit, sistem integumen